Kali ini saya akan cerita tentang seorang anak yang telah durhaka terhadap ibunya. sejak kecil ia terlahir kedunia didalam kondisi keluarga yang ekonominya sangat miris bisa dibilang. Maka dari itu, sejak kecil ia tinggal di tempat sanak ibunya demi menuju masa depan yang lebih baik. ia adalah anak pertama dari 4 bersaudara. Sangat disayangkan sekolah nya pun putus ditengah jalan dikarenakan biaya yang tidak mencukupi, untuk makan saja susah apalagi untuk menyekolahkan anak-anaknya. Hari demi hari ia lewati begitu saja ditempat sanak ibunya dengan membantu pekerjaan rumah tangga seperti belanja kepasar, memasak, mencuci dsb. Singkat cerita, ketika ia berumur 14 tahun ia dilamar seorang laki-laki yang umurnya jauh lebih tua dibandingkan dirinya. laki-laki seorang kaya raya yang mempunyai usaha properti dimana-mana. tanpa memikir panjang si gadis kecil ini menerima lamaran si laki-laki. setelah berumah tangga, ia dianugerahkan 3 orang anak yaitu 2 perempuan dan 1 laki-laki. Hidupnya pun sangat bahagia, ia tidak perlu untuk memikirkan kesusahan seperti ia sejak kecil dulu. Tiap malam ia menghitung uang suaminya sampai tertawa terbahak-bahak. Akan tetapi, sangat disayangkan semenjak ia menjadi orang kaya sifat arogan, kikir dan ingin dipuji itu tiba di dirinya. Seolah-olah ia bisa lebih baik dari saudara yang lain. Singkat percakapan antara ia (kak Ana) dengan saudaranya yang lain.
Kak ana : Nisa apa pekerjaan suami mu sekarang ?
Nisa : Suami saya hanya seorang tukang pijit, Kak Ana.
Kak ana : bagaimana mencukupi kebutuhan hidup, kalo kerjaannya aja cuma tukang pijit. emang berapa lah itu penghasilannya. Tak sebanding dengan suami saya. Kamu kalo pilih suami itu, jangan yang bikin susah hidup juga. udah tau kita hidup susah ditambah lagi nikah sama orang susah. mau makan apa kamu nanti dirumah.
Nisa hanya bisa terdiam dengan pembicaraan kak ana yang begitu menyakitkan dihati nya.
Kak ana melanjutkan pembicaraannya.
Kak ana : Nisa, ini ada uang untuk bantuin keluarga kamu. untuk beli sembako
Nisa : Makasih banyak, kak.
Dibalik kak ana yang suka memberi saudaranya uang, tetapi ia juga suka memberi tau saudara nya yang lain kalau ia telah membantu si nisa. Sifat yang ingin dipuji oleh orang lain terhadap dirinya. Bukan itu aja, ia juga telah menjanjikan sebuah tanah untuk diberi ke saudaranya. akan tetapi suatu ketika ia mencabut pemberian yang telah ia kasih janji waktu itu. ada sebuah hadis mengatakan tanda-tanda orang munafik itu ada tiga, yaitu apabila berbicara dia berdusta, apabila berjanji dia ingkar dan apabila dipercaya dia berkhianat" (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud. Turmudzi dan Al-Nasa'i).
Semenjak itu nisa sangat kecewa dengan sikap kak ana yang suka menyombongkan diri dan pemberi harapan palsu.
5 tahun kemudian..
Ibu dari Kak ana mengalami Sakit parah untuk berjalan saja susah. Untuk itu Saudara2 dari kak Ana ini menyerahkan sepenuhnya kepada kak ana yang akan mengurusnya. walaupun nisa ingin merawat ibunya. tapi, kak ana selalu menolak permintaan nisa begitupun saudara yang lain. dikarenakan kak Ana orang yang paling berada diantara kami dan mempunyai rumah sendiri. sedangkan yang lain hanya bisa membantu untuk biaya pengobatan dan makanan. Akan tetapi, selama ibu nya tinggal disana. Rumah itupun selalu mengalami keributan dikarenakan keberadaan ibunya yang ada disini. ia merasa setengah hati untuk menopangi ibu yang sakit-sakitan ini. Apalagi dengan perubahan watak ibunya yang mulai kekanak-kanakan. maklum dulu ibunya jarang sholat dan mengaji. mungkin ketika dulu orang tua kurang mendidik anaknya dengan baik.
Singkat cerita dalam sebuah percakapan
Ibu : Makanan apa ini ? tak enak kali rasanya.
Kak ana : Ibu jangan protes, masih mending aku kasih makanan dan tempat tinggal. Belum tentu yang lain mau nerima ibu.
Ibu : Kau jadi anak tak ada sopan-sopannya. sampai berani bilang itu ke ibu (Sambil mengucap kata kotor)
Kak ana : Tak beruntung kali aku punya ibu sepertimu. tak ada untungnya malah bikin aku susah. cepat mati lah bu. biar aku tak susah-susah untuk ngerawat ibu lagi. aku udah capek mengurus ibu tiap hari, belum lagi ibu sering membentak kalau masakan ini tak enak lah. satu lagi, ibu ni jorok kali jadi orang, makan berserak-serak dilantai, tak pula dibersihkannya. seperti anak kecil aja makannya. kan jadinya, aku juga yang capek membersihkannya
Ibu : Dasar anak durhaka. Tak selamatlah hidupmu Ana. Sampai hati kalau bilang itu ke ibu.. Lihatlah suatu hari nanti pasti kau akan merasakan apa yang aku rasakan.
Kak Ana : Udahlah bu, tak usah banyak ngomong lagi. omongan ibu ni buat aku pusing.
dan kak ana pun pergi meninggali ruang kamar ibunya..
Didalam kamar ibu nangis terisak-isak sambil mengatakan" Ya allah, kenapa saya punya anak yang durhaka seperti Ana. Capek saja aku melahirkan dan membesarkannya. kalau sikapnya begitu terhadapku. Ya allah,,, aku tak tahan lagi dengan penderitaan sakit ini.. Ambil saja nyawa aku ini.. mungkin lebih baik aku mati saja. daripada aku menyusahkan anakku.
Beberapa hari kemudian ibu mengalami sakit keras dan harus dibawa kerumah sakit. dirumah sakit kak ana menyuruh nisa untuk menjaganya. selama ini kak ana yang selalu merawatnya. sedangkan saudara yang lain tempat tinggal mereka berada di luar kota.
Dirumah sakit, berhari-hari nisa harus bolak balik untuk menjaga ibunya. Seketika waktu itu ibu nya berpesan kepada nisa.
Ibu : Nak, umur ibu tak lama lagi. terimakasih sudah mau merawat ibu dengan sepenuh hati (sambil menangis). semoga kelak nanti keluargamu bisa bahagia ya, nak.
Nisa : Iya, bu. Itu udah kewajiban saya mengurus ibu.. dulu ibu mengurus saya. sekarang waktunya saya mengurus ibu. jasa-jasa ibu tak bisa saya balas. maafkan saya bu, kalau selama ini saya tidak bisa mengurus ibu. Kak ana selalu bilang ke saya. biar dia saja yang mengurus ibu. kehidupan ibu akan lebih nyaman tinggal disini dibandingkan tinggal dirumah nisa yang kecil dan beralas seng atapnya.
Tak lama kemudian ibu nya menutup mata dan nadi nya tak berdetak kembali...
Nisa : Ibu.... jangan tinggalkan aku.. aku belum bisa berbakti kepadamu..
seketika itu kak ana datang dan melihat nisa menangis.
Kak ana : Nisa, ibu kenapa ?
Nisa : Ibu telah tiada kak. ibu telah meninggalkan kita semua..
Kak ana : Innalillahi wa inna illahi rojiun.. Ibu...
kak ana hanya bisa menangisi ibunya yang telah tiada.. dan kak ana memberitahu kabar duka ini kepada saudara-saudaranya yang lain. Supaya mereka segera pulang kesini untuk mengkuburi ibunya.
Setelah ibunya tiada,, kak ana selalu didatangkan berbagai penyakit di dirinya.. berbagai obat yang telah ia minum tetapi kesembuhan tak kunjung tiba di dirinya.. Sontak dihatinya ia teringat akan sikap ia terhadap ibunya.. mungkin ini balasan seorang ibu terhadap anak yang durhaka.. Kak ana sangat menyesali perbuatannya itu dan ia menangis tidak bisa untuk meminta maaf kepada ibunya.
The End
Wah.. ceritanya udah habis ni teman-temannya.
Bagi kamu yang masih mempunyai orang tua. Bahagiakan dan sayangi kedua orang tuamu. Buat mereka bangga. Jangan sampai setitikpun kamu melukai hati orangtua. Tanpa mereka kamu mungkin tidak bisa sukses, tanpa mereka kamu tak bisa merasakan kebahagiaan. Sesungguhnya kebahagiaan yang hakiki itu letaknya pada keluarga kita dan selalu ingat kepada Allah, bahwa kita ini hanya hambanya yang tak luput dari banyak dosa yang kita perbuat bukan harta, tahta dan dunia yang bisa menggenggam kebahagiaan yang kekal.
Komentar
Posting Komentar